Sunday 20 May 2018

Paradoks Jokowi













Oleh Zeng Wei Jian

Meme aktivis Lieus Sungkharisma beredar. Caption atau keterangan foto (meme); "Kamsia Pak Jokowi, cukup ampe 2019 aja ya".

Dengan demikian, jadilah Lieus Sungkharisma sebagai orang Tionghoa pertama yang berani menolak kepemimpinan ulang Presiden Joko. He is the pioneer. Sementara mayoritas enggan keluar dari comfort zone, he speaks up.

"It is not easy to be a pioneer-but oh, it is fascinating," tulis Elizabeth Blackwell (British physician).

Joko punya chance berkuasa kembali. Bila tidak tumbang, dan terpilih kedua kali, maka dia bisa memerintah untuk ketiga kali. Tinggal ubah regulasi. Seperti Mr. Xi Jinping of China.


Tanpa basis massa, Joko kuat. Dia fenomena anomali. Paradoksnya, justru saking lemah, Joko jadi kuat. Di sekitarnya, ada banyak klik yang dapat jatah. Dibagi rata. Karena itu, semua klik punya kepentingan mempertahankan kekuasaan Joko.

Sumber lain kekuatan Joko adalah infiltrasi Beijing. Proksinya ya konglomerat. Dahulu, hanya ada satu kekuatan main di Indonesia, yaitu Amerika.

Media mainstream dikuasai. Lembaga survei dapat proyek dongkrak popularitas. Bikin kesan dicintai rakyat.

Sekali pun dolar naik, menteri negara asal ngomong, ada satu issu penyelamat; Islam radikal. Ketika issu ini dimainkan, minoritas dan moderat ramai-ramai kembali Pro Joko.

Keempat faktor ini kunci kekuatan Joko. Bila rantai soliditas klik terurai, interupsi Amerika via Donald Trump, maksimalisasi media alternatif dan konvensional, transformasi stigma terhadap muslim bisa dilakukan, maka Joko is in trouble. Dia bisa benar-benar pensiun di tahun 2019.

RMOL
_________

Artikel teleh disunting terbatas hanya pada ejaan tata Bahasa Indonesia.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Semoga bermanfaat!