Tuesday, 19 April 2016

Buah Reformasi: Tongkat Komando Pasha Ungu


Hehehe.. Salah satu buah dari pohon reformasi. Banyak petruk menjadi badut. Badut suka tidur di ruang sidang, itu lain cerita. Yang ini badut suka bergaya yang membuat tertawa. Peace! :-) Yihaa!

Sigit Purnomo Said. Ia dikenal dengan nama Pasha Ungu. Ini karena dia adalah anggota grup band Ungu. Dia artis. Bahkan pernah duduk di papan atas dalam kebudayaan pop nasional.

Artis adalah soal kemudaan. Ketika kemudaan itu menyurut, menurun pula popularitas. Saingan dari yang lebih muda, kelelahan berkreasi, dan orientasi hidup yang makin mapan, membuat artis harus mengubah cara hidupnya.

Reformasi menawarkan sesuatu untuk mereka, para artis yang tidak lagi laku. Mereka bisa jadi politisi. Sodara bisa lihat kehadiran mereka di parlemen, di jabatan-jabatan walikota, bupati, gubernur, dan sebagainya.


Seperti Sigid Purnomo Said ini. Dia adalah Wakil Walikota Palu. Memang belum nomor satu di kota kecil itu. Cukuplah nomor dua. Tapi kekuasaan adalah kekuasaan, bukan?

Dan tampaknya dia menikmati kekuasaannya. Mulai saat ini, sebutan 'dia' harus diganti 'beliau'' Dan begitu menjabat, dia segera tahu kenikmatan berkuasa itu jauh lebih besar daripada uang!

Dia memulai hari pertamanya dengan memarahi pegawai-pegawainya hanya karena tertawa saat upacara. Uppssss ... hmmm mereka sebenarnya pegawai negara. Tapi tetap, dia yang berkuasa. Kekuasaan itu sensitif, Sodara-sodara!

"Apa motif Saudara-saudara tertawa terbahak-bahak. Saya malu karena ada yang tertawa terbahak-bahak saat saya masuk. Next, saya tidak mau ini terulang lagi. Polisi Pamong Praja harus mengecek yang tertawa itu. Jelas? Jelas? Jelas?"

"Attitude harus ada, bagaimana membawa diri dengan baik dan benar. Anda semua memakai baju Korpri. Percuma sumpah Korpri tadi dibacakan kalau begini attitude pegawai!"

Ceramah yang cukup bagus bukan?

Dan, saya anjurken Sodara juga tidak ikut tertawa. Lihatlah betapa berwibawanya Bapak Wakil Walikota kita ini. Dia tidak meninggalkan keartisannya. Dia memakai jas dan dipadu dengan jeans dan ban pinggang yang sangat modis.

Lihatlah berbagai lencana yang dia pakai. Ada lencana Praja Wibawa untuk Satpol PP disana. Bukankah secara jabatan dia adalah wakil komandan Satpol PP? Ada wing marinir (yang ini saya tidak tahu dia dapat dari mana). Ada Pelopor Lantas (Aha! Mudah-mudahan dia tidak punya kekuasaan menilang!).

Yang paling saya suka adalah tongkat komando. Ada sedikit cita rasa Bung Karno di sini. Namun, ketika Pak Wakil Walikota ini menggenggamnya, dia lebih tampak seperti Moeldoko atau Ryamizard ketimbang Bung Karno!

Sodara, politik itu tidak mesti gontok-gontokan. Dia juga bisa menghibur. Terima kasih Pak Wawalkot Palu! You rock!

Disalin dari Share Facebook

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Semoga bermanfaat!