Friday 3 December 2010

Sekarung Permata

 
 

Di pagi buta, ketika matahari belum terbit, seorang nelayan menuju ke tepi sungai. Di pantai berpasir kakinya menyenggol sesuatu, rupanya adalah sekarung batu.
Dia mengangkat karung ini, meletakkan jaringnya di sebelahnya, duduk di pantai menunggu matahari terbit.
Dia sedang menunggu matahari terbit, setelah itu dia akan mulai melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Dengan malas dia duduk disana menunggu sambil merogoh sebutir batu dari dalam karung lalu dilemparkan dengan iseng ke dalam sungai, sebelum matahari terbit tidak bisa melakukan apa-apa lagi, lalu dia melanjutkan melempar sebutir demi sebutir batu ke dalam sungai.
Perlahan-lahan, matahari mulai terbit, langit mulai terang, pada saat ini hanya tinggal sebutir batu yang ada ditangannya yang lain sudah dilempar semua ke dalam sungai.

Hanya tinggal batu terakhir di tangannya, ketika dia melihat sinar matahari yang menyinari batu yang berada di tangannya ini, hatinya berdenyut dengan kencang seperti akan berhenti. Itu adalah sebutir batu permata! Di dalam kegelapan, dia melempar habis satu karung permata ke sungai!
Tanpa sengaja kerugian yang dideritanya ini tak terhitung! Dia mulai memaki diri sendiri yang bodoh, dia sangat menyesal dan mulai meratap sampai hampir kehilangan kesadaran.
Tanpa sengaja dia menemukan harta yang dapat membuat dia hidup senang seumur hidupnya, tetapi tanpa sengaja, didalam kegelapan malam, dia melemparkan semuanya ke dalam sungai.
Walau begitu dia cukup beruntung karena masih ada sebutir permata yang tersisa, sebelum dia kehilangan sebutir permata yang terakhir ini, hari sudah terang. Dapat dikatakan dia masih cukup beruntung, kebanyakan orang tidak akan seberuntung seperti dia.
Di sekeliling terlihat gelap, tetapi waktu berlalu dengan cepat, ketika matahari belum terbit kita sudah menghabiskan seluruh permata dari nyawa kita.
Nyawa ini adalah sebutir gudang permata yang sangat besar, manusia tidak mempergunakannya dengan sebaik-baiknya, hanya menyia-nyiakannya.
Ketika kita sadar betapa pentingnya nyawa ini, kita telah menghabiskan seluruh waktu yang tersisa. Rahasia dari kehidupan, gembira, belas kasih, bijaksana….. seluruhnya telah terbuang habis. Kehidupan seseorang berlalu begitu saja.  (Erabaru/hui)

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Semoga bermanfaat!