Friday 15 January 2016

Lagu Kebangsaan Uni Emirat Arab




Inilah salah satu lagu kebangsaan yang cukup indah."Ishy Bilady"(عيشي بلادي, Hiduplah Negaraku). Dalam tempo sedang dan iramanya penuh semangat. Lagu ini diciptakan oleh Sa'ad Abdel Wahab dan ditetapkan sebagai lagu kebangsaan pada 1971.

Pada mulanya pada 1971, lagu kebangsaan Uni Emirat ini tanpa lirik. Diberi lirik pada 1986 atas permintaan Menteri Pendidikan, Dr. Aref Al Sheikh Abdullah Al Hasan. Sa'ad Abdel Wahab juga membuat lagu kebangsaan untuk Tunisia dan Libya.










عيشي بلادي عاش اتحاد إماراتنا
عشت لشعب
دينه الإسلام هديه القرآن
حصنتك باسم الله يا وطن
بلادي بلادي بلادي بلادي
حماك الإله شرور الزمان
أقسمنا أن نبني نعمل
نعمل نخلص نعمل نخلص
مهما عشنا نخلص نخلص
دام الأمان و عاش العلم يا إماراتنا
رمز العروبة
كلنا نفديك بالدما نرويك
نفديك بالأرواح يا وطن

Ishy Biladi Asha tihaadu imaaratinah
Ishy Lishabin
Dinu hul islamu Hadhyu Ul Qura'anu
Hassanthuk Bismillah Ya Watan
Biladi.. Biladi.. Biladi.. Bilad.

Hamakil  Ila Hushuroorazaman
Aqsamna an nabani anaamal
Naamal nukhlis naamal nukhlis
Mahima Ashna nukhlis nuklis
Daamal amaanu wa aashal alam ya imaaratinah
Ramzul Arooba Kullu na nefdeeqi
Biddi manarwiqi
Nafdiiqa Bil arwah ya watan



Dalam Bahasa Inggris:

Long live my country, the unity of our Emirates lives
You have lived for a nation
Whose religion is Islam and guide is the Qur’an
I made you stronger in Allah’s name, oh homeland
My country, My country, My country, My country
God has protected you from the evils of the time
We have sworn to build and work
Work sincerely, work sincerely
As long as we live, we will be sincere
The safety has lasted and the flag has lived oh our Emirates
The symbol of Arabism
We all sacrifice for you, we supply you with our blood
We sacrifice for you with our souls oh homeland

Dalam Bahasa Indonesia:

Hiduplah negaraku! Hiduplah, wahai Uni Emirat Arab kami!
Hiduplah abadi bagi rakyat,
Agamanya Islam dan pedomannya ialah Alquran,
Aku bersumpah atas nama Allah akan menjagamu, wahai tanah airku!
Negaraku, negaraku, negaraku, negaraku,
Semoga Allah senantiasa melindungimu dari setiap musuh.
Kami berjanji akan membangun dan bekerja untukmu,
Kami akan bekerja penuh keikhlasan, kami akan bekerja penuh keikhlasan
Keikhlasan kami persembahkan sepanjang hayat.
Amanlah selalu dan berkibarlah benderamu selama-lamanya, wahai Emirat kami!
Lambang Arabisme,
Padamu kami rela berkorban dengan segenap jiwa dan raga.
Kami akan berkorban bagimu dengan segenap jiwa dan raga, wahai tanah air kami!

Download

Negara-negara emirat di sepanjang pesisir pantai Teluk Persia memberikan hak pertahanan dan urusan luar kepada Kerajaan Inggris pada abad kesembilan belas. Pada tahun 1971, enam dari negara-negara bagian ini - Abu Dhabi, Ajman, Fujairah, Sharjah, Dubai, dan Umm al-Qaiwain - bergabung untuk mendirikan Uni Emirat Arab setelah mendapat kemerdekaan dari Inggris.

Uni Emirat Arab adalah negara yang makmur sekarang ini sekaligus salah satu negara yang paling mahal biaya hidupnya. Uni Emirat Arab adalah negara terkaya penghasil minyak nomor 3 setelah Saudi Arabia dan Iran. Jumlah penduduknya sekitar 9,200,000 menurut perkiraan pada 2015. Sekitar 76 persen penduduk menganut agama Islam, 9 persen beragama Kristiani dan 15 persen beragama lainnya. Kaum kristiani diberi kebebasan untuk beribadah dan memakai atribut agama mereka, tetapi dilarang menyebarkan agama kristen di kalangan umat Islam seperti yang biasa terdengar dan terjadi di Indonesia.

Sistem pemerintahannya mirip dengan Malaysia. Federasi atau gabungan dari beberapa kerajaan. Kepala pemerintahannya adalah Presiden dan Wakil Presiden yang dilantik oleh Majelis Tertinggi yang merupakan semacam dewan persekutuan dari tujuh negara bagian. Uni Emirat Arab bisa dikatakan sebagai negara Islam sekaligus negara sekuler. Sistem politik, ekonomi dan budaya menganut sekuler tetapi diawasi oleh negara-negara bagian yang menganut monarki dan syari'ah Islam.

Konon dahulu saat baru berdiri, Uni Emirat Arab mendapat bantuan dana dari Moammar Khadafi, Presiden Libya, untuk melangsungkan pembangunannya. Sayangnya saat Moammar Khadafi menghadapi pemberontakan dari kaum oposisi dan para tentara bayaran dari Barat yang disponsori oleh Amerika Serikat, tak satu pun pemimpin negara sahabat yang mendukung Moammar Khadafi seperti halnya dukungan kepada pemerintahan Suriah saat ini. Tidak juga dari Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, yang mendapat bantuan dana kampanye pilpres dari Moammar Khadafi pada 2007. Kini, Libya telah menjadi salah satu negara yang morat-marit setelah sebelumnya merupakan negara paling makmur di Benua Afrika di bawah pemerintahan Khadafi.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung. Semoga bermanfaat!